Senin, 27 Desember 2010

CERPEN MENGUJI ALLAH

CERPEN MENGUJI ALLAH

Aku berasal dari keluarga yang pas-pasan sejak SMA aku merantau ke Jakarta untuk sekolah. Bapakku hanya mengirimkan uang sekali dalam sebulan rutinitas itu berlangsung terus menerus sampai aku duduk di bangku kuliah.kebutuhanku semakin meningkat kehausan akan ilmu,pengalaman baru dan interaksi sosial lebih bias mandiri dalam hal finansial. Tidak bisa hanya mengandalkan kiriman orang tua.Akhirnya pada smester dua aku mulai mengajar di taman pendidikan AL-Qur’an (TPA).

Pada tahun berikutnya aku juga mengajar privat al-Quran dan bahasa arab .alhamdullilah,berapapun honor yang diterimadapat menyambung asa yang yang terus berkembang.walau sibuk,aku juga masih bias aktif di organisasi mahasiswa.ketika memasuki semester enam,organisasi kemahasiswaanku mendirikan linguist forum,yang kemudian berkembang menjadi lembaga penerjemah.aku ikut menjadi pekerjanya allhamdulilah allah subhana wa Ta’ala juga menurunkan rijeki-Nya melalui lembaga ini.

Bulan Ramadan datang,santriku di TPA An-noor membeludak mereka yang tadinya aktif menjadi bersemangat masuk,entalah mungkin semarak Bulan suci menarik mereka kembali aktif. Hari itu uang sakuku benar-benar habis sudah kurapikan barang-barangku dikamar biasanya ada yang terselip memang benar, tapi hanya cukup untuk buka sore,itupun dengan lauk yang paling sederhana taapalah syukur masih bias berbuka.

Waktu menujukan pukul 3 pagi,sudah terdengar gema sahur bersautan.aku terjaga cepat-cepat aku menuangkan air putih bismilah satu gelas,dua gelas,tiga gelas habis.lalu berbaring kembali. Sebenta lagi teman-teman bangun untuk sahur.kita bias bergiliran membeli makan sahur kewarung.ada seorang temanku menggoyang-goyangkan pundaku hendak membangunkan untuk sahur.Aku pura-pura menggeliat,”Aku sudah sahur tadi sudah minum air putih,tidak makan,malas mau tidur lagi masih ngantuk,”ucapku. Padahal aku betul-betul sadar bahwa sudah tidak ada lagi uang untuk beli makanan.

Ya Rabb,aku akan buktikan sejauh mana engkau membiarkan hambamu lapar.pagi hari aku beraktifitas seperti biasa.kuliah dengan pergi keperpustakaan siang hari badan sudah tersa loyo.tidur siang semoga mendapatkan energi baru.sore hari ke TPA ya Allah masih adakah ke kuatan banyak manusia yang berharimakan tetapi masih mampu berjlan jauh.
Dengan tenaga yang masih tersiksa aku berjalan keTPA yang jaraknya empat kilo meter dari kontrakanku.disana Anak-anak sudah menunggu masih ramai meski Ramadan sebentar lagi

INTISARI SEBUAH BUKU

INTISARI SEBUAH BUKU


Judul buku : KEMI :CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT
Dibuat : Jakarta OKTOBER 10 2010
Buku ini dibuat oleh : Dr.Adian husaini.
BERISI : Tentang perdebatan pemikiran yang terjadi
Dimasyarakat.
Pengmbilan seting buku ini : Di Daerah dijawa timur.
Menceritakan :Berkisah tentang dua santri cerdas yang berpisah jalan akibat perbedaan
Pemikiran.
Tokoh-kohnya : Ahmad sukaimi :seorang santri yang terjebak dalam paham liberalism.
Pada akhirnya ia terjerat sindikat Kriminal pembobolan dana-dana
Asing untuk proyek liberalisasi Indonesia.
Kemi : seorang santri cerdas dan tampan berhasil menjinakan pikira-pikiran
Liberalism.
Intisari buku : buku ini menceritakan pergulatan pemikiran tingkat tinggi dengan debat-debat
Serru tentang faham liberal dan kebenaran.
Manfaat buku ini : Untuk panduan para santri untuk menghadapi virus “liberal”.

PUISI PEDULI YATIM DAN FAKIR MISKIN

PEDULI
YATIM DAN FAKIR MISKIN


Ketika kita hidup berlebihan
Tapi diantara mereka hidup dalam kekurangan
Ketika kita tersenyum bahagia
Namun mereka hanya bermuram durja

Dalam kesedihan hatinya
Dan disetiap rintihnya
Juga tetes air matanya
Tersimpan harapan dan cita-cita

Wahai pemerhati…
Mohon di jenguk anak asuh kami
Saat ini mereka tinggal ip anti
Menunggu belaian kasih sayang

Harta yang kita miliki
Sebenarnya titipan ilahi
Akankah kita tidak peduli
Dengan anak yatim yang bngsa sendiri

Realita Kehidupan UJANG SI PENJUAL KORAN

UJANG SI PENJUAL KORAN


Ujang adalah anak yang berusia 8 tahun yang memiliki latar belakang keluarga kurang mampu,ujang adalah seorang anak yang tegar dan berbakti pada kedua orang tuanya.kegiatan sehari-harinya selain ia sekolah ujang juga seorang penjual Koran sesudah pulang sekoalah ia melakukan pekerjaan itu untuk membantu ekonomi di keluarganya yang sangat kekurangan. Ayahnya berprofesi sebagai pengumpul barang bekas dan ibunya seorang iburumah tangga yang sakit-sakitan.


Kegiatan yang di lakukanya selain sekolah sehari-hari ia menjual Koran di jalan sampai sore ujang seorang anak pekerja keras dan memiliki prilaku baik.pada suatu hari hujan turun deras sekali ujang terpaksa harus berkerja keras menjual Koran-koranya karena jika tidak terjual ujang tidak mendapatkan penghasilan untuk makan dan beli obat ibunya yang sedang sakit.di perempatan jalan ujang memulai menjual Koran-koranya dengan berbekal pelastik agar koranya tidak basah ujang menghapiri mobil-mobil yang berhenti di lampu merah dan berteriak “Koran-koran”berharap koranya segera terjual.suatu ketika soerang ibu melihat ujang merasa iba dan kasihan kemudian ia memanggil ujang dan ujangpun menghampirinya ibu itu mengeluarkan uang sebesar Rp.50000.- dan di berikan kepada ujang,ujang pun bertanya “mau Koran yang mana bu”? ibu menjawab “tidak usah ini buat kamu makan. Ujang terpaku dan di ulurkan kembali uang yang di terimakasi bu,saya menjual Koran kalau ibu ingin membeli koran tetapi kalau ibu memberikan secara Cuma-Cuma,mohon maaf saya tidak bisa menerimanya”, Ujang berkata dengan muka penuh ketulusan.


Prilaku ujang seorang anak penjual Koran tersebut memberikan contoh baik untuk kita agar kita mampu bekerja keras tulus untuk hidup yang bermanfaat bagi keluarga.ujang memberikan usahnya sebagai penjual Koran untuk membatu keluarganya tekat yang ikhlas inilah seharusnya kita contoh sebagai pemuda bangsa Indonesia.

BUDAYA FACEBOOK DIKALANGAN MAHASISWA


Facebook ialah media informasi yang lagi trend di dunia maya,fecebook merupakan jejaring sosial yang berfungsi menyambung tali silahturahmi di dalam dunia maya secara tidak langsung.fecebook biasanya di gunakan pada usia remaja dan orang dewasa yang biasanya untuk mencari sahabat baru dan dapat menjalin silahturahmi antar sahabat sahari-hari.

Media facebook dikalangan mahasiswa berfungsi untuk mencari informas-informasi tugas,menambah sahabatan,menjalin talisilahturahmi dan menjalin hubungan baik dari universita-universitas diseluruh dunia.facebook juga dapat membuat group yang ada di kelas dilingkungan universitas dan sebagainya.facebook selain untuk mencari informasi,menambah sahabat,menjalin talisilahturahmi dan menjalin hubungan antar universitas-universitas di dunia mahasiswa dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada pada universitas-universitas lain seluruh dunia.fecebook disisilain juga berdampak negatif dilingkungan mahasiswa bila disalah gunakan penggunaanya terjadi bnyak hal contohnya: biasanya facebook di gunkan sebagai ajang curhat atau curahan hati bagi antar mahasiswa yang berselisih faham akan terjadi permusuhan dan merusak tali persahabatan yang menimbulkan konflik antar belah pihak,fecebook juga menjadi negative jika di gunakan sebagai media yang memberikan informasi-informasi yang tidak baik atau undangan-undangan group yang tidak terdaftar pada universitas tertsebut.jika facebook di gunakan untuk hal-hal yang tidak baik maka akan berdampak buruk bagi mahasiswa dan universitas itu sendiri.

Penggunaan facebook banyak membantu mahasiswa untuk melakukan banyak hal kegiatan positif lainya dan mahasiswa seharusnya dapat memberikan contoh-contoh yang baik untuk menggunakan facebook yang baik agar terhindar dari dampak negative yang terjadi. Jejaring sosial ini memiliki dampak positif dan dampak negatif bagaimana mahasiswa itu sendiri yang menyikapinya.

Kamis, 21 Oktober 2010

Bad Design














Pistol ini dikatakan bad design karena ujung kepala pistol berada di belakang penembak jika digunakan tidak sesuai dengan kaidah pembuatan pistol yang sewajarnya.
Kompor dikatakan bad design karena tempat posisi untuk memasak sangat berdekatan sehingga untuk memasak tidak baik digunakan.

Senin, 24 Mei 2010

Rumah Gadang Minangkabau

Rumah Gadang Minangkabau merupakan rumah tradisional hasil kebudayarumah-gadang-zulfikri.jpgan suatu suku bangsa yang hidup di daerah Bukit Barisan di sepanjang pantai barat Pulau Sumatera bagian tengah. Sebagaimana halnya rumah di daerah katulistiwa, rumah gadang dibangun di atas tiang (panggung), mempunyai kolong yang tinggi. Atapnya yang lancip merupakan arsitektur yang khas yang membedakannya dengan bangunan suku bangsa lain di daerah garis katulistiwa itu.
Sebagai suatu kreatifitas kebudayaan suku bangsa, ia dinyatakan dengan rasa bangga, dengan bahasa yang liris, serta metafora yang indah dan kaya. Juga ia diucapkan dengan gaya yang beralun pada pidato dalam situasi yang tepat.

Bunyinya ialah sebagai berikut :

Rumah gadang sambilan ruang,
salanja kudo balari, sapakiak budak maimbau,
sajariah kubin malayang.
Gonjongnyo rabuang mambasuik,
antiang-antiangnyo disemba alang.

Parabuangnyo si ula gerang,
batatah timah putiah,
barasuak tareh limpato,
Cucurannyo alang babega,
saga tasusun bak bada mudiak.

Parannyo si ula gerang batata aia ameh,
salo-manyalo aia perak.
Jariaunyo puyuah balari,
indah sungguah dipandang mato,
tagamba dalam sanubari.

Dindiang ari dilanja paneh.
Tiang panjang si maharajo lelo,
tiang pangiriang mantari dalapan,
tiang dalapan, tiang tapi panagua jamu,
tiang dalam puti bakabuang.

Ukiran tonggak jadi ukuran,
batatah aia ameh,
disapuah jo tanah kawi,
kamilau mato mamandang.

dama tirih bintang kemarau.
Batu tala pakan camin talayang.
cibuak mariau baru sudah.
Pananjua parian bapantua.

Halaman kasiak tabantang,
pasia lumek bagai ditintiang.
Pakarangan bapaga hiduik,
pudiang ameh paga lua,
pudiang perak paga dalam,
batang kamuniang pautan kudo,
Lasuangnyo batu balariak,
alunyo linpato bulek,
limau manih sandarannyo.

Gadih manumbuak jolong gadang,
ayam mancangkua jolong turun,
lah kanyang baru disiuahkan,
Jo panggalan sirantiah dolai,
ujuangnyo dibari bajambua suto.

Ado pulo bakolam ikan,
aianyo bagai mato kuciang,
lumpua tido lumuikpun tido,
ikan sapek babayangan,
ikan gariang jinak-jinak,
ikan puyu barandai ameh.

Rangkiangnyo tujuah sajaja,
di tangah si tinjau lauik,
panjapuik dagang lalu,
paninjau pancalang masuak,
di kanan si bayau bayau,
lumbuang makan patang pagi,
di kiri si tangguang lapa,
tampek si miskin salang tenggang,
panolong urang kampuang
di musim lapa gantuang tungku,
lumbuang Kaciak salo nanyalo,
tampek manyimpan padi abuan.

Maksudnya :

Rumah gadang sembilan ruang,
selanjar kuda berlari,
sepekik budak menghimbau,
sepuas limpato makan,
sejerih kubin melayang.
Gonjongnya rebung membersit,
anting-anting disambar elang.

Perabungnya si ular gerang,
bertatah timah putih,
berasuk teras limpato.
Cucurannya elang berbegar,
sagar tersusun bagai badar mudik.

Parannya bak si bianglala,
bertatah air emas,
sela-menyela air perak.
Jeriaunya puyuh berlari,
indah sungguh dipandang mata,
tergambar dalam sanubari.

Dinding ari dilanjar panas.
Tiang panjang si maharajalela,
tiang pengiring menteri delapan,
tiang tepi penegur tamu,
tiang dalam putri berkabung.

Ukiran tonggak jadi ukuran,
bertatah air emas,
disepuh dengan tanah kawi,
kemilau mata memandang.

Damar tiris bintang kemarau.
Batu telapakan cermin terlayang,
Cibuk meriau baru sudah,
penanjur perian ber pantul.

Halaman kersik terbentang,
pasir lumat bagai ditinting.
Pekarangan berpagar hidup,
puding emas pagar luar,
puding merah pagar dalam.
Pohon kemuning pautan kuda.
Lesungnya batu berlari,
alunya limpato bulat.
Limau manis sandarannya.

Gadis menumbuk jolong gadang,
ayam mencangkur jolong turun,
sudah kenyang baru dihalaukan,
dengan galah sirantih dolai,
ujungnya diberi berjambul sutera.

Ada pula kolam ikan,
airnya bagai mata kucing,
berlumpur tidak berlumut pun tidak,
ikan sepat berlayangan,
ikan garing jinak-jinak,
ikan puyu beradai emas.

Rangkiangnya tujuh sejajar,
di tengah sitinjau laut,
penjemput dagang lalu,
peninjau pencalang masuk,
di kanan si bayau-bayau,
lumbung makan petang pagi,
di kiri si tanggung lapar,
tempat si miskin selang tenggang,
penolong orang kampung,
di musim lapar gantung tungku,
lumbung kecil sela-menyela,
tempat menyimpan padi abuan.

Arsitektur

Masyarakat Minangkabau sebagai suku bangsa yang nenganut falsafah “alam takambang jadi guru”, mereka menyelaraskan kehidupan pada susunan alam yang harmonis tetapi juga dinamis, sehingga kehidupannya menganut teori dialektis, yang mereka sebut “bakarano bakajadian” (bersebab dan berakibat) yang menimbulkan berbagai pertentangan dan keseimbangan. Buah karyanya yang menumental seperti rumah gadang itu pun mengandung rumusan falsafah itu. Bentuk dasarnya, rumah gadang itu persegi empat yang tidak simetris yang mengembang ke atas. Atapnya melengkung tajam seperti bentuk tanduk kerbau, sedangkan lengkung badan rumah Iandai seperti badan kapal. Bentuk badan rumah gadang yang segi empat yang membesar ke atas (trapesium terbalik) sisinya melengkung kedalam atau rendah di bagian tengah, secara estetika merupakan komposisi yang dinamis. Jika dilihat pula dari sebelah sisi bangunan (penampang), maka segi empat yang membesar ke atas ditutup oleh bentuk segi tiga yang juga sisi segi tiga itu melengkung ke arah dalam, semuanya membentuk suatu keseimbangan estetika yang sesuai dengan ajaran hidup mereka. Sebagai suku bangsa yang menganut falsafah alam, garis dan bentuk rumah gadangnya kelihatan serasi dengan bentuk alam Bukit Barisan yang bagian puncaknya bergaris lengkung yang meninggi pada bagian tengahnya serta garis lerengnya melengkung dan mengembang ke bawah dengan bentuk bersegi tiga pula. Jadi, garis alam Bukit Barisan dan garis rumah gadang merupakan garis-garis yang berlawanan, tetapi merupakan komposisi yang harmonis jika dilihat secara estetika. Jika dilihat dan segi fungsinya, garis-garis rumah gadang menunjukkan penyesuaian dengan alam tropis. Atapnya yang lancip berguna untuk membebaskan endapan air pada ijuk yang berlapis-lapis itu, sehingga air hujan yang betapa pun sifat curahannya akan meluncur cepat pada atapnya. Bangun rumah yang membesar ke atas, yang mereka sebut silek, membebaskannya dan terpaan tampias. Kolongnya yang tinggi memberikan hawa yang segar, terutama pada musim panas. Di samping itu rumah gadang dibangun berjajaran menurut arah mata angin dari utara ke selatan guna membebaskannya dari panas matahari serta terpaan angin. Jika dilihat secara keseluruhan, arsitektur rumah gadang itu dibangun menurut syarat-syarat estetika dan fungsi yang sesuai dengan kodrat atau yang mengandung nilai-nilai kesatuan, kelarasan, keseimbangan, dan kesetangkupan dalam keutuhannya yang padu.

Ragam Rumah Gadang

Rumah gadang mempunyai nama yang beraneka ragam menurut bentuk, ukuran, serta gaya kelarasan dan gaya luhak. Menurut bentuknya, ia lazim pula disebut rumah adat, rumah gonjong atau rumah bagonjong (rumah bergonjong), karena bentuk atapnya yang bergonjong runcing menjulang. Jika menurut ukurannya, ia tergantung pada jumlah lanjarnya. Lanjar ialah ruas dari depan ke belakang. Sedangkan ruangan yang berjajar dari kiri ke kanan disebut ruang. Rumah yang berlanjar dua dinamakan lipek pandan (lipat pandan). Umumnya lipek pandan memakai dua gonjong. Rumah yang berlanjar tiga disebut balah bubuang (belah bubung). Atapnya bergonjong empat. Sedangkan yang berlanjar empat disebut gajah maharam (gajah terbenam). Lazimnya gajah maharam memakai gonjong enam atau lebih.
Menurut gaya kelarasan, rumah gadang aliran Koto Piliang disebut sitinjau lauik. Kedua ujung rumah diberi beranjung, yakni sebuah ruangan kecil yang lantainya lebih tinggi. Karena beranjung itu, ia disebut juga rumah baanjuang (rumah barpanggung). Sedangkan rumah dan aliran Bodi Caniago lazimnya disebut rumah gadang. Bangunannya tidak beranjung atau berserambi sebagai mana rumah dan aliran Koto Piliang, seperti halnya yang terdapat di Luhak Agam dan Luhak Lima Puluh Koto.
 
© 2009 | septiana imaniar | Por Templates para Você | This template is brought to you by : allblogtools.com